surya rya ....

Minggu, 26 Oktober 2014

cerita nyata yg saya alami sendiri .

saya tinggal di sebuah pemukiman yg tidaklah ramai tetapi orang orang nya sangatlah beragam sifat dan keiginanya .
langsung aja ya ceritanya.

berawal dari setahun yang lalu ketika itu seorang warga dan beberapa pemuda ingin mendirikan sebuah pondok majelis taklim ato semacamnya lah ya , dan pemuda ini minta pendapat dan dukungan warga setempat termasuk Rt dan Rw nya dan saat itu juga disetujui untuk pembuatanya .
selanjutnya pemuda tersebut pun menyusun sekema denah yang memang agak sempit tapi cukup untuk pembuatan majelis tersebt .
dan para warga pun setuju pada tempat itu ,dan sang pemuda pun merancang sekema bangunan dan perkiraan dana yang dibutuhkan yaitu dari iuran warga dan para Donatur .
dan ke esokan harinya pun pengalian dana pun mulai dengan sangat cepat dan singkat yang menghasil kan lumayan banyak dana .
ditambah beberapa donatur yang sangat berantusias untuk pembangunan tersebut salah satunya seorang warga yang mungkin punya sedikit harta dan menyumbangkanya ke pembangunan tersebut

   Dan dimulai dari situlah awal sebuah cerita ysng teramat sangat memilukan ?
berawal dari beberapa warga dan tetua pemuka warga (Rt) mengunaka kesempatan tersebut tuk mencari apa ? saya juga tidak tau yang jelas pada saat esok hari akan dimulainya pembuatan majelis  tersebut , entah apa dalam pikiran mereka , sang pemuka warga dan beberapa warga mendatangi semua warga yang ada untuk diadakanya rapat kembali , dan isi dari rapat tersebut adalah penetapan lokasi yang akan di bangun.
dan terkejutlah sang pemuda yang memiliki gagasan pertama untuk pembangunan majelis tersebut ketika mendengar keputusan rapat yang menghasilkan putusan bahwa tempat yang tadinya sudah di sepakati bersama ternyata di geser ke tempat bermain anak anak .
dan sang pemuda pun takbisa berbuat banyak dengan berat hati sang pemuda pun setuju akan perubahan tempat tersebut .
malam itu juga di tetapkan ke panitiaan pembangunanya yang menghasilkan putusan bahwa ada satu tukang bangunan dan kulinya yang kerjanya di upah tiap harinya dan para warga bergantian tuk membantu sang tukang tersebut.

  Hari pertama pengalian pondasi pun di mulai dan warga pun sangat berantusias mebantu sang tukang yang telah di beri kepercayaan tuk pembanguna majelis tersebut nah keesokan harinya saya dan warga yang lain datang membantu dengan sangat semangatnya tetapi setelah dimulainya pekerjaan dipagi itu ketika saya ikut mebantu memasang batu pondasi ,tanpa saya duga sang tukangpun berkata ( maaf mas biar saya aja nanti yang memasang ) hati terasa disambar petir dan degan sabar saya pun beranjak dari tempat itu dan duduk sambil berpikir ? kenapa ya kok gak diperbolehkan saya membantu memasang batu pondasi tersebut .
saya pun bertanya kapada sang tukang , kenapa saya tidak diperbolehkan membantu memasang batu ini jawap sang tukang gak papa biar saya aja yang pasang nanti saya pun menjawa Kenapa gak boleh dari situ saya pun diam dan hanya membantu sebisa saya dan ternyata bukan saya aja yang mengalaminya warga lain juga sama ,

  Dan dari situlah sedikit demi sedikit warga pun jadi malas datang membantu sang tukang dan warga pun memilih diam dirumah dan kamipun tak tingal diam.kami pun mengumpulkan informasi kenapa warga gak boleh ikut memasang ternyata sang tukang diberi amanat oleh ketua panitia kalo warga yang ingin membantu jangan diperbolehkan kalo sang ketua bilang boleh